SELAMAT TAHUN BARU 2018 !
SEMOGA AKAN MENJADI TAHUN YANG LEBIH INDAH 🌠
Malam pergantian tahun adalah momen yang selalu dinanti-nantikan oleh jutaan orang, karena setiap orang ingin menggambarkan momen mereka entah bagaimanapun caranya. Pada malam pergantian tahun kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang bagaimana saya menghabiskan detik-detik akhir di tahun 2017.
Yogyakarta, 31 Desember 2017 🌠
Usai merapikan ruangan tempat menulis syair-syair indah sore itu, tiba-tiba led posel hitam ku berwarna hijau yang perlahan meredup. Salah satu teman ku mengajak untuk menghabiskan detik-detik terakhir di penghujung tahun 2017 dengan hiasan sorotan warna-warni api yang menghiasi udara. Akupun bergegas menuju ruangan sekitar 2x3 dengan tembok berwarna kuning lembut yang didalamnya sudah ada berbagai macam kemasan yang siap membuat tubuhku menjadi lebih fresh. Sebelumnya kita janji untuk bertemu di salah satu bangunan besar di Jalan Magelang KM.6 No.18. Dengan kendaraan roda dua berwarna silver yang kupakai, aku bergegas menuju tempat kita bertemu. Dengan membelakangi indahnya cahaya matahari yang sedang memancarkan warna indahnya dan perlahan malu untuk menyembunyikan warnanya. Turun dan melewati lorong kecil aku menekan alat dengan tombol hijau kecil dan munculah sehelai kertas putih untuk ku keluar nanti. Ditengah keramaian yang sejuk itu aku terus naik, naik, dan naik hingga aku menemukan aroma-aroma masakan para cheff yang membuat perut ini sedikit terlena. Dibarat tempat makan, dibawah bunga sakura buatan itu aku menemui dua temanku yang sudah menunggu. Salah satu temanku datang dari negari sakura yang kebetulan sedang menjalankan tugas disalah satu kota tetangga. Kita berjalan melewati dress-dress nan anggun yang membuat kedua temanku tidak bisa melepaskan pandangannya. Kita menuju keluar dari dalam bangunan yang sejuk dan menggiurkan itu untuk menunggu beberapa teman kami lainya. Disana sedang ada banyak warung dengan tenda-tenda khas yang menjual makanan yang unik. Salah satu dari kami membeli kue lipat besar dengan bentuk segitiga yang sangat hangat nan membuat satu gigitan saja tidaklah cukup. Kami sempat masuk lagi ke bangunan tersebut untuk menunggu salah satu teman kami, kita menaiki satu lantai dan menumukan salah satu ruangan yang mewakili jendela dunia, kami menghabiskan menit-per-menit untuk mengitari tempat tersebut. Seletah menunjukkan pukul 21:30 kami semua berangkat menuju ke salah satu tempat singgah dari kami untuk menitipkan kendaraan yang kita pakai dan berniat menggunakan salah satu aplikasi yang sudah umum digunakan pada zaman ini untuk pergi ke tempat cahaya-cahaya api itu dilontarkan. Akan tetapi pada malam itu cost yang ditampilkan sistem tersebut sangat tinggi yang membuat kami berubah fikiran untuk menggunakan kendaraan kami. Di sebelah timur jembatan sayidan kami mengistirahatkan diri untuk memanjakan perut kami yang sudah menggerutu sambil ber nostalgia dengan salah satu teman kita dari negri sakura tersebut. Dari lesehat tersebut aliran sungai sayidan terlihat syahdu dan beberapa cahaya berwarna hijau, ungu dan merah itu sudah mulai bermunculan. Satujam kurang dari pergantian itu dimulai, banyak terdengar langkah kaki dan beberapa kendaraan yang sepertinya menuju ke tempat yang sama. Kami pun bergerak naiki tangga dan keluar dari warung, diluar sana sudah terdengar banyak suara orang-orang yang menunggu moment sekali dalam setahun dengan memegang erat alat yang akan digunakan untuk mengabadikan momen meraka anggap indah itu. Dibawah purnama yang hampir sempurna, hiasan langit pun mulai bermunculan dan banyak tangan dengan memegang layar putih cerah yang diarahkan ke satu langit yang sama. Sorak sorai, langkah kaki, terompet, dan hiasan langit itu saling beradu di satu waktu. Tidak hanya kerumunan yang seperti bintang saja yang menyaksikan indahnya langit waktu itu, rembulan dengan pancaran cahaya indahnya pun dengan jelas menyaksikan bagaimana warna-warna itu datang dan menghilang. Suara gemuruh langit itupun perlahan menghilang dan tanpa sadar kita sudah memasukki tahun yang masih belum tercoret tinta cerita. Kerumunan tersebut perlahan-lahan berkurang dengan melupakan barang yang mereka anggap tidak berguna. Entah apa yang dirasakan kota saat itu, serang karena langitnya dihiasi dalam sekejap ataukah dilecehkan seakan-akan tempat kita bersendaugurau sehari-hari tidak berguna. Langkah demi langkah yang dilewati orang-orang itu tidak satupun yang merasa bahwa mereka meninggalkan apa yang harusnya mereka bawa seolah-oleh mereka sedang berjalan ditempat yang selalu suci. Di perempata jantung kota Yogyakarta didepan tempat orang melakukan transaksi ekonomi itu saya melihat seseorang berambut sebahu, berbaju hitam ke abu-abuan dengan hiasan raut muka yang tulus sedang memegang tongkat sihirnya seakan-akan ingin menolong jantung kota ini dari sesesakan barang-barang tak berguna yang ditinggalkan rakyatnya. Mungkin momen ini sangat langka dan warna-warni cahaya yang bersorotan dilangitpun sangat indah, akan tetapi akan lebih indah jikalau Jantang kota yang kita yang amat sangat penuh kenangan ini terlihat indah.
berikut adalah beberapa foto yang saya ambil di hari itu :
Ditahun 2018 ini saya berharap kota Yogyakarta ini menjadi lebih bersih, nyaman dan Istimewa 🌠
AYO KITA RAWAT KOTA ISTIMEWA INI BERSAMA-SAMA 🌠
0 komentar:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA